M-Galeri, Pohuwato – Masyarakat Paguat-Dengilo yang berprofesi sebagai penambang manual (Kabilasa) mendesak Pemerintah Daerah Pohuwato, beserta APH untuk menertibkan alat berat di PETI dengilo.
Pasalnya Pertambangan Tanpa Izin (PETI), yang mengatasanamankan masyarakat itu hanya sebagi pormalitas untuk melancarkan aksi dari pelaku serta perusak lingkungan, sehingga dinilai hanya menguntukan para pelaku usaha alat berat, dan tak ada manfaatnya bagi para kabilasa.
Kepada media ini, Hal itu di ungkapkan oleh sekolompok kabilasa paguat-dengilo yang enggan di sebutkan namanya, 06/02/2022.
“Ini suara hati kami serta Keluhan para Kabilasa, pelaku PETI Dengilo selalu mengatasnamakan tambang rakyat, tapi kami masyarakat tak bisa kerja” ungkap salah satu perwakilan kabilasa.
“Pokoknya sudah terhitung samua lokasi tidak mobakse kabilasa mo mso akan ba kerja kasihan” bebernya dengan nada kekesalan.
Penambang manual menggunakan alat seadanya serta bermodalkan linggis, alat pengayak, dan wadah untuk meletakkan hasil penambangan. Menurut dia, Jika hak para kabilasa di kebiri, kemana lagi untuk mereka mengais rejeki.
“Dan sekedar berbagi curahan hati dari para penambang manual, semua suarnya mereka hanya pormalitas saja mengatasnamakan tambang rakyat tetapi para penambang manual aliyas kabilasa kasihan tidak bisa masuk mo mancari” jelasnya.
“Kalau bisa di turungkan saja mereka, bila perlu di tutup saja tambang di dengilo, tidak ada manfaatnya juga buat kami kabilasa. Masih ada beberapa lokasi di sana yang sedang kerja alat berat” pintanya.