M-Galeri, Pohuwato – Kiblat seorang murid menuntut limu sebagai bekal di masa depan tetaplah kepada Guru. Guru merupakan sosok yang sangat luar biasa bagi generasi masa depan bangsa.
Tetapi seiring berjalannya waktu, pribadi yang selalu mencerdaskan anak bangsa semakin jauh dari perhatian Pemerintah.
Apalagi berbicara tentang tenaga kontrak, selalu di banding-bandikan dengan tenaga pendidikan yang sudah bekualifikasi Akademik.
Curahan hati itu datang dari salah satu masyarakat berprofesi guru tenaga kontrak disalah satu sekolah Swasta.
Reses Masa Persidang kedua oleh Anggota legislatif Pohowato Beni Nento, Sabtu 04/03/2023 kemarin, dirinya memberanikan diri mengutarakan pahit manisnya menjadi guru kontrak.
“Kenapa kami di bandingakn dengan ASN?, keresahan seorang pendidik yang berada di sekolah swasta atau di namakan guru kontrak sangat kami rasakan, apa hanya karena kami tidak punya kualifikasi,?” tanya dia kepada Beni Nento, dan disaksikan ratusan masyarakat yang menghadiri reses tersebut.
“Sama-sama kami mecerdaskan anak bangsa. Kenapa kami tidak di anggap, semoga kami bisa mendapat status sosial kami” harapnya.
Menanggapi hal itu,melalui Komisi lll Beni Nento akan berupaya aspirasi tersebut menjadi prioritas rapat kerja bersama dengan Dinas Pendidikan.
“Terkait nasib tenaga kontrak di lembaga pendidikan itu juga baru masuk, dan insa allah ini menjadi rapat kerja kita komisi lll dengan dinas pendidikan, terkait yang di sampaikan salah satu masyarakat” ujar Beni.
“Maka ini menjadi poin penting yang akan kita bawa pada saat rapat kerja dengan Dinas Pendidikan terkait dengan tenaga kontrak, ada pemberlakuan yang tidak adil antara kontrak Swasta dan ASN” pungkasnya.