M-Galeri, Pohuwato – Bukanlah hal yang baru lagi ketika segelintir orang banyak membicarakn persoalan Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di Pohuwato. Khususnya PETI di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo, yang di duga sampai hari ini masih beraktivitas.
Tepatnya di Cagar Alam Dengilo alat berat jenis Excavator masih beraktivitas. Kurang lebih 4 alat, pelakunya pun bukan hanya dari masyarakat Dengilo. Meskipun seringkali jadi buruan para Aparat Penegak Hukum, sampai saat ini para pelaku usaha bergerak bebas di wilayah terlarang itu.
Masyarakat Dengilo-Paguat memiliki kehawatiran yang sama, manakala cuaca dan curah hujan deras mulai mengintai penduduk di bawahnya. Cemas pasti ada, membayangkan hal yang tidak di inginkan terjadi.
Akankah hal itu terlintas di benak para perusak lingkungan dan para pelaku usaha alat berat di wilayah PETI dengilo? Tidak, mereka acuh tak acuh, bahkan lebih aktif melakukan pembabatan hutan di Cagar Alam dengilo.
Perihal itu sama dengan apa yang di jelaskan salah satu warga Dengilo yang enggan disebutkan namanya. Kebun, ternak, sampai anak-anaknya menjadi beban pikiran ketika nanti bencana itu benar benar terjadi.
“Alat di atas sudah lebih banyak, bahkan terang-terangan beraktivitas. Di tambah lagi hujan setiap hari turun, hawatirnya terulang lagi banjir kayak tahun kemarin” tutur dia dengan nada cemas.
Para pelaku Alat berat bukan saja di kalangan warga Dengilo-Paguat, bahkan warga dari kecamatan tetangga pun datang dan siap hancurkan kehijauan Cagar Alam Dengilo.
“Dugaan sementara ada 4 alat yang sudah beroperasi di cagar alam, yang punya dari luar dengilo” bebernya kepada media ini, 12/01/2023.