Opini – Kasus Dugaan pembunuhan Bendahara Diknas Pohuwato, Merwita Ilyas, masih jadi misteri dan bahkan belum ketemu ujungnya. Bagaikan sinetron televisi, penyelesaian masalah ini seakan susah untuk menemukan titik terang.
Entah sebenarnya sudah terpecahkan atau belum, publik yang mengikuti perjalanan kasus ini bertanya-tanya sembari menanti sang eksekutor duduk di meja persidangan.
Meskipun berjalan terstruktur dan sistematis, tetap saja lamanya waktu proses keadilan membuat keluarga korban deg-degan.
Kurang lebih 15 tahun lamanya, publik dihebohkan dengan penemuan sosok perempuan di Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Bolaangmongondow Selatan (Bolsel) yang diketahui berstatus ASN dan menjabat sebagai bendahara Dinas Pendidikan (Diknas) di Kabupaten Pohuwato itu belum juga menemui titik kejelasan.
Meskipun sudah 10 kali pergantian pucuk Pimpinan Polres Pohuwato, kasus dugaan pembunuhan Merwita Ilyas yang terjadi pada tahun 2010 silam, seolah terlupakan.
Padahal Penyidik Polres Pohuwato pun sudah turun tangan guna melakukan penyelidikan, dan menemukan sejumlah barang bukti serta sempat menahan satu terduga pelaku.
Hanya saja, perkara itu tak kunjung naik ketingkat pengadilan sebab pihak penyidik diminta oleh Kejaksaan Negeri Pohuwato untuk melengkapi data yang dibutuhkan.
Tentu ini harus menjadi pekerjaan rumah (PR) Besar bagi Polres Pohuwato guna mengungkap kembali kasus kejahatan di Bumi Panua.
Sampai dengan saat ini publik masih dibuat bertanya-tanya terkait dugaan kasus pembunuhan Bendahara Diknas Pohuwato, Merwita Ilyas, yang dikabarkan sebelumnya hilang karena membawa gaji para guru, hingga akhirnya beberapa bulan kemudian ditemukan tak bernyawa, akankah bisa diungkap oleh Kapolres Pohuwato yang baru?
Bersambung….